OBSERVASI KESESUAIAN LAHAN WISATA - KRITERIA KESESUAIAN LAHAN UNTUK DAERAH WISATA


Tempat bermain dalam hal ini adalah tanah lapang yang dapat digunakan untuk bermain sepakbola, bola voli, badminton, baseball, dan olah raga permainan lainnya. Dengan demikian permukaan lahan akan terus diinjak-injak oleh para pemain dan penonton. Oleh karena itu dierlukan daerah yang datar, drainasenya baik, mempunyai tekstur dan konsistensi yang mampu mendukung permukaan tanah menjadi teguh, juga tidak berbatu. Kriteria evaluasi disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10. Kriteria evaluasi kesesuaian lahan untuk tempat bermain (sumber: USDA, 1971)
Sifat Tanah
Kelas kesesuaian dan faktor penghambat
Baik
Sedang
Buruk
Drainase
Cepat, agak
Agak baik dan
Agak jelek,
tanah  
cepat, baik
agak jelek,
jelek, sngat jelek-
  


dan agak baik
  
Air tanah lebih dari 75cm
Air tanah lebih dari 50cm
Air tanah kurang 50cm
Bahaya banjir
Tidak pernah
Sekali dalam
Lebih satu
 

dua tahun
kali dlm 2 tahun.
Prmeabilitas
Sgat cepat, sdg
Agk lambat, lmbt
Sangat lambat-
Kemiringan
0-2%
2-6%
> 6%
Tekstur tanah
lp,lph,lpsh
lli,llip,
lip, lid,
permukaan*) 
l, ld
llid, pl
li,p,pl,tnh org.
Dalamnya batuan
> 100 cm
50-100
< 50 cm
Kerikil dan kra-



kal (0.2-25cm)
0%
< 20%
> 20%
Batu ( > 25 cm)
0
0.01-3%
> 3%
Batuan
0
0.01-0.1%
> 0.1%
Keterangan: *) lp = lempung berpasir; lph = lempung berpasir halus; lpsh = lempung berpasir sangat halus; l = lempung; ld = lempung berdebu; lli = lempung liat; llip = lempung liat berpasir; llid = lempung liat berdebu; pl = pasir berlempung; lip = liat berpasir; lid = liat berdebu; li = liat; p = pasir; pl = pasir berlempung.

B.      Lahan Tempat Berkemah
Tempat berkemah adalah tempat untuk menginap dengan menggunakan tenda, beserta kendaraan kemah dan segenap aktivitas di luar perkemahan "outdoor living". Dalam kondisi seperti ini tanah harus dapat dilewati berulang-kali oleh manusia atau secara terbatas oleh kendaraan. Kriteria evaluasinya disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Kriteria evaluasi untuk tempat berkemah (Sumber: USDA, 1971)
Sifat tanah
Kesesuaian lahan
Baik
Sedang
Buruk
Drainase*) 
c, ac,b,ab
ab, aj.
aj, j, sj.
  
Air tanah le-
Air tanah le-
Air tanah ku
  
bih dari 75cm
bih dari 50cm
rang 50cm
Banjir
Tanpa
Tanpa dalam
Banjir dalam
 
musim kemah
musim kemah

Permeabilitas
Sangat cepat,
Agak lambat,
Sangat lam-
  
sedang
lambat
Bat
Kemiringan
0-8%
8-15%
> 15%
Tekstur tanah
lp,lph,lpsh
lli,llip,
lip,lid,
permukaan
l, ld
llid, pl, p
pasir lepas
 
(bukan pasir
(mudah ter-

 
lepas)
bang,organik

Kerikil dan
0-20%
20-50%
> 50%
kerakal



Batu
0-0.1%
0.1 - 3%
> 3%
Batuan
0.01
0.01-0.1
> 0.1%
*) c = cepat; ac = agak cepat; b = baik; ab = agak baik; aj = agak jelek; j = jelek; sj = sangat jelek.

C.      Daerah untuk Piknik
Daerah untuk piknik adalah daerah semacam taman yang secara intensif digunakan untuk berpiknik. Kendaraan yang melewati jalan-jalan dalam taman tersebut dibatasi intensitasnya. Kriteria untuk evaluasi kesesuaian lahannya disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12. Kriteria evaluasi lahan untuk daerah piknik
 Sifat tanah
Kesesuaian lahan:
  
Baik
Sedang
Buruk
Drainase
c, ac, b, ab.
ab, aj. Muka
j, sj. Muka

Muka air tanah
air tanah ku
air tanah ku-

> 50 cm
rang 50 cm
rang 50 cm hingga permukaan
Banjir
Tanpa
Banjir 1-2 ka-
Banjir lebih
 

li selama musim
2 kali sela-
 

piknik
ma piknik
Kemiringan
0-8%
8-15%
> 15%
Tekstur tanah
lp,lph,lpsh,
lli,llip, llid,pl,
lip,lid,li,
permukaan
l, ld
p, (tidak lepas)
p(lepas), organik
Kerikil/kerakal
0-20%
20-50%
 > 50%
Batu
0-3%
3 -15
> 15%
Batuan
0-0.1%
0.1-3%
> 3%
Sumber: USDA, 1971

D.      Jalan Setapak (paths dan trails)
Jalan setapak yang dimaksud adalah jalan setapak yang sering digunakan untuk lintas alam (cross country). Daerah ini akan digunakan sebagai jalan setapak seperti dalam keadaan aslinya dan tidak ada pemindahan material tanah, baik dengan penggalian maupun penimbu-nan. Kriteria evaluasi kesesuaian lahan disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13. Kesesuaian lahan untuk jalan setapak
Sifat tanah
Kesesuaian Lahan
Baik
Sedang
Buruk
Drainase
c,sc,b,ab.
aj. Muka air
j,sj. Muka
  
Muka air tanah lebih dari 50cm
 tanah < 50
air tanah<50cm, sering dekat dngn permukaan
Banjir
Sekali setahun
 2-3 kali atau kurang setahun
Lebih 3 kalisetahun
Kemiringan  
 0-15%
15-25%
>25%
Tekstur tanah
lp,lph,lpsh,
llid,llip,
lip,lid,li,
permukaan
 l, ld
lli ,pl
p, organik
Kerikil/kerakal
0-20%
20-50%
> 50%
Batu dan



Batuan
0-0.1%
0.1-3%
 > 3%




Sumber: USDA, 1971

OBSERVASI KESESUAIAN LAHAN WISATA - METODOLOGI KEGIATAN



A. Lokasi dan Waktu Kegiatan
1. Tempat
tergantung dari lokasi yang diinginkan atau sesuai dengan sasaran observasi.
2. Alokasi Waktu
sesuaikan dengan kebutuhan tercapainya kebutuhan observasi dan kesanggupan biaya.

B. Bentuk dan Strategi Bentuk penelitian ini mengikuti paradigma penelitian kualitatif yaitu metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan gejala-gejala yang diamati, sedangkan hasilnya diutamakan dapat memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti dan kemudian diinterpretasi atau dianalisis. Gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti adalah mengenai kualitas dan karakteristik lahan yang akan digunakan sebagai parameter kesesuaian lahan peruntukan khusus tempat berkemah dan tempat piknik.

C. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti melalui pengamatan dan pengukuran di lapangan. Data primer dalam penelitian ini adalah parameter kesesuaian lahan yang meliputi:
· Drainase
· Keadaan banjir
· Permeabilitas
· Kemiringan lereng
· Tekstur
· Kerikil dan kerakal
· Batuan permukaan
· Singkapan batuan
· Serta data yang terkait aspek sosial kemasyarakatan, kelembagaan, pengembangan
2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari pihak lain seperti instansi-instansi atau lembaga-lembaga yang terkait, perpustakaan, arsip perorangan yang menunjang penelitian. Sumber data yang digunakan untuk mengetahui tentang:
· Jenis batuan dan persebarannya yang diperoleh dari Peta Geologi skala 1:100.000
· Kemiringan lereng yang diperoleh dari citra DEM (Digital Elevation Model) Aster skala 30 pixel.
· Jenis tanah yang diperoleh dari Peta Tanah skala 1 : 50.000
· Penggunaan lahan yang diperoleh dari Peta Penggunaan Lahan skala 1 : 25.000
· Lokasi penelitian diperoleh dari Peta Administrasi skala 1 :25.000
· Data curah hujan dan temperatur daerah penelitian.
· Data statistik kependudukan.

D. Alat dan Bahan
1. Alat Pengukuran Lapangan
Alat penggali:
· Cangkul
· Sekop
· Ganco untuk tanah berbatu
· Palu Geologi
Desktipsi tanah:
· Pisau tanah
· Kaca pembesar/suryakanta (pembesaran 10x)
· Botol air
· Meteran (Roll meter)
· Sabuk Profil (meteran berukuran lebar 3 – 5 cm, panjang 3 meter)
· Pengukur pH (pH meter Troug, atau kertas lakmus)
· Papan alas tulis lapangan
· Alat-alat tulis (ball point + pensil + spidol permanent, stip, dll)
· Kamera Pocket, maupun DSLR
· Botol masing-masing berisi (a) Larutan αα’-dipyridil, (b) HCl, (c) H2O2, (d) NaF
· Kantong plastic tebal berkapasitas 2 kg
· Ring sample
· Kartu label + tali
· Karet gelang
· Stapler
Deskripsi lokasi:
· Kompas
· GPS
· Klinometer atau abney-hand level
· Stereoskop Saku
· Altimeter
· Buku catatan
· Form/quisioner lapangan (terlampir)
Referensi lapangan:
· Buku panduan deskripsi lapangan
· Buku Keys to Soil Taxonomy, munsell colour for geology, dan munsell colour for soil
· Foto udara, Peta Topografi, Peta Geologi, Peta Pengamatan
2. Alat Laboratorium
· Untuk menentukan permeabilitas tanah : tabung kuningan, gelas ukur, penyaring dan air bersih.
· Untuk penetapan bahan organik digunakan alat : timbangan, tabung erlenmeyer250 ml, pipet tetes dan alat untuk penetrasi.
· Untuk analisis tekstur tanah : gelas piala 800 ml, ayakan 2 mm, gelas silinder 500 ml, hidrometer, pinggang aluminium, saringan 0,05 mm, sprayer, mesin pengocok/pengaduk corong plastik, oven tanah 1050C, neraca analitik ketelitian 4 desimal, dan tissu roll.
· Kaca pembesar (loupe), untuk interpretasi citra foto udara hitam putih.
· Komputer/laptop

E. Teknik Sampling dan Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik sampling

Metode pengambilan sampel pada kegiatan ini menggunakan Probability Sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan memberikan kemungkinan atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih (Moh. Pabundu Tika, 1997). Teknik sampling yang digunakan adalah sampel area atau Area sampling karena daerah penelitian mempunyai populasi yang tersebar pada suatu wilayah yaitu satu kecamatan. Sampel diambil pada setiap satuan lahan untuk memperoleh data tentang parameter kesesuaian lahan. Pembuatan peta satuan lahan diperoleh dengan cara overlay Peta Geologi, Peta Lereng, Peta Tanah dan Peta Penggunaan Lahan.
2. Observasi lapangan Observasi lapangan adalah cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti. Objek yang diteliti berupa kualitas dan karakteristik lahan yang meliputi: drainase, permeabilitas, kemiringan lereng, tektur, kerikil dan kerakal, batuan permukaan dan singkapan batuan.
3. Wawancara 
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal. Merupakan sebuah percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui parameter kesesuaian lahan yang tidak dapat diamati langsung di lapangan tetapi harus ditanyakan kepada penduduk setempat contohnya seperti keadaan banjir, karena penduduk setempat lebih mengetahui keadaan alam di daerah penelitian juga informasi lainnya seperti tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata.
4. Pengumpulan data sekunder Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait, perpustakaan dan arsip perorangan.Sumber data yang dikumpulkan adalah Peta Geologi, Peta Topografi, Peta Administrasi, Peta Penggunaan Lahan, Peta Tanah, keadaan air tanah, keadaan curah hujan dan temperatur daerah penelitian.
5. Laboratorium Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilakukan di dalam ruangan dengan terlebih dahulu mengambil sampel di lapangan. Dalam penelitian ini, paramater kesesuaian lahan yang diteliti di laboratorium adalah permeabilitas dengan menggunakan alat permeameter.

F. Analisis Data Data mengenai kualitas dan karakteristik lahan dari hasil pelaksanaan survey di lapangan kemudian dianalisis dan diklasifikasikan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara matching yaitu dengan cara membandingkan antara kualitas dan karakteristik lahan pada tiap-tiap satuan lahan dengan persyaratan penggunaan lahan untuk wisata alam.
Proses matching tersebut menghasilkan peta kesesuaian lahan peruntukan khusus tempat berkemah dan tempat piknik pada setiap satuan lahan untuk mendukung kegiatan wisata alam. Penentuan kelas kesesuaian lahan setiap satuan lahan berdasarkan kelas paling rendah mengenai parameter kualitas dan karakteristik lahan yang ada.

G. Prosedur Kegiatan
1. Tahap persiapan

Tahap persiapan pada penelitian ini meliputi studi literatur yang menunjang penelitian, kemudian persiapan perijinan dan administrasi untuk dapat membantu kelancaran dalam melaksanankan penelitian di lapangan.
2. Tahap interpretasi awal
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah interpretasi awal Peta Geologi skala 1:100.000, Peta Tanah skala 1:50.000, Peta Penggunaan Lahan skala 1:25.000, dan Peta Topografi skala 1:25.000 untuk mendapatkan peta satuan lahan. Interpretasi peta ini dilakukan dengan cara overlay atau tumpang susun peta, dengan menyamakan terlebih dahulu skalanya menjadi 1:80.000. Proses menyamakan skala peta ini menggunakan Sistem Informasi Geografi, sehingga suatu areal lahan yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dapat digambarkan batas-batasnya. Dari hasil overlay tersebut diperoleh peta satuan lahan tentatif yang perlu diuji kebenarannya di lapangan, setelah dilakukan uji lapangan dapat ditentukan lokasi titik sampel yang akan diambil setiap satuan lahannya
3. Tahap observasi lapangan Pada tahap observasi lapangan kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan dan pengukuran parameter kesesuaian lahan yang digunakan dalam penelitian.
4. Tahap analisis data Data tentang kualitas dan karakteristik lahan yang diperoleh di lapangan kemudian dianalisis dan diklasifikasikan dengan tabulasi sesuai dengan kepentingan. Analisis yang dilakukan secara kualitatif mengenai sifat-sifat lahan di daerah pengamatan.
5. Tahap Interpretasi akhir
Pada tahap ini data tentang kualitas dan karakteristik lahan yang sudah dianalisis dan diklasifikasikan, dibandingkan dengan persyaratan penggunaan lahan untuk rekreasi dengan penggunaan khusus tempat berkemah dan tempat piknik. Dari hasil perbandingan tersebut diketahui kelas kesesuaian lahan setiap satuan lahan yang ada.
6. Tahap akhir Setelah hasil interpretasi akhir diketahui maka dapat dilakukan penulisan laporan sebagai hasil akhir dari kegiatan penelitian. Skema alir penelitian dapat di lihat pada Gambar 3 berikut ini. 


Gambar 3 Skema Alir Penelitian
[Informasi Tracking Satelit Aqua (Modis) Secara Real Time]