Saya telah berpindah alamat. Untuk segala ide, pemikiran, dan bentuk tulisan terbaru akan saya posting ke:
terima kasih,
Hormatku
Hormatku
Jalaluddin Rumi Prasad
Tuhanku, junjunganku, pelindungku, pemeliharakuSekiranya aku mampu bersabar menanggung azab-MuBagaimana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-MuSekiranya aku mampu bersabar menahan api neraka-MuBagaimana mungkin aku mampu bersabar tidak memandang wajah-MuBagaimana mungkin aku tinggal di nerakaPadahal harapanku adalah ampunan-MuTuhanku, limpahkanlah kepadaku anugerah-MuSayangi aku dengan karunia-MuJagalah aku dengan seluruh kasih sayang-MuJadikan lidahku selalu bergetar menyebut asma-MuDan hatiku dipenuhi dengan kecintaan kepada-Mu
“perbedaan orang berakal dan orang dungu adalah, orang berakal mengucapkan suatu ucapan dengan pertimbangan dan melakukan suatu perbuatan juga dengan pertimbangan. Atau ia berpikir dahulu, lalu berkata dan berbuat. Tetapi orang dungu, ia berbicara atau bertindak tanpa pertimbangan dan tanpa perhitungan lalu menyesali perbuatannya” . (Mengendalikan Naluri, hal-71, Husain Mazhahiri, 2001).
Ketahuilah bahwa yang pertama diciptakan Allah adalah mutiara cemerlang yang dinamai-Nya Akal (‘aql). Mutiara ini diberikannya tiga sifat. Yaitu kemampuan untuk mengenal Allah, kemampuan untuk mengenal dirinya, dan kemampuan untuk mengetahui apa yang belum ada dan kemudian ada. Dan dari kemampuan mengenal Allah muncullah keindahan. Dari kemampuan mengenal dirinya muncullah cinta.
"Pemuda adalah bagian terpenting dari masyarakat bangsa; karena pemuda adalah harapan bangsa. Mahasiswa adalah bagian terpenting dari golongan pemuda. Mahasiswa adalah gelar bagi segolongan masyarakat pemuda yang dalam perkembangan secara biologis berada pada kurun usia matang untuk siap melakukan “gerilya” mencari, menemukan dan menguasai ilmu pengetahuan dan terampil berteknologi. Karena itu masyarakat menempatkan mahasiswa sebagai tumpuan harapan. Masyarakat menanam investasi (korbanan modal) pada kehidupan mahasiswa".