Sebuah catatan bebas (#3)
Pertemuan (bukan) yang terahir di Hotel Yasmin
Rabu pukul ±09.00 am tanggal 25 februari 2009, saya terbangun seperti biasa dan pagi hari itu tidak ada yang istimewa. Saya masih ingat kalau hari ini saya punya beberapa agenda pribadi dan agenda lainnya yang harus segera saya selelsaikan. Tomi adalah orang pertama hari ini yang mengajakku berkomunikasi alias membangunkan, karena dia mau mencoba tertidur di pagi itu setelah semalam menyelesaikan project system informasi resto yang kami garap bersama untuk sebuah perusahaan yang bergerak di bidang hiburan dan resto di jalan Alauddin. Sisanya adalah bapak yang menginformasikan bahwa tadi ada telepon dari teman-teman dosen tim UMI menanyakan tentang gambar rencana pembangunan BLK yang belum saya rampungkan sejak kesibukan di Arama Haji Sudiang.
Okey… seperti hari-hari yang lain, semua di mulai dengan mandi dan mengenakan kostum sesuai dengan perencanaan yang akan dilalui hari ini. Satu hal yang pasti dalam konsepsi yang terlintas di kepala saya adalah, saya harus menggunakan pakaian yang formal namun terkesan santai karena hari ini tidak ada agenda yang bersifat birokratis formal walaupun akan bersentuhan dengannya, diantaranya kefakultas MIPA UNM, Gedung Pasca Sarjana Unhas dank e Hotel Yasmin mengantarkan buku notulensi ke panitia pusat Konsolidasi Bhineka Tunggal Ika, menemui bos star entertainment, dan terakhir kak Reni di Quality hotel yang sedang pelatihan.
Tanpa sarapan tapi sudah mandi dan gosok gigi segera saya menyalakan mesin motor Suzuki arashi-ku dan meluncur ke hertasning rumah si Adi untuk menjemput Rini. Bersamanya ke Fakultas MIPA tapi dia singgah dulu ke Jurusan Biologi dan kami janjian ketemu lebih lanjut di Dg. Lu sambil ngopi sebelum berangkat ke Hotel Yasmin untuk mengikuti acara penutupan pelatihan Data Base yang diselenggarkan oleh ANBTI. Sembari ngopi di Dg. Lu, saya ngobrol serius dengan sobat kampus saya, Iccank membahas mengenai penerapan Pancasila di Negara ini yang berjalan pincang. Sambil ngobrol, saya melakukan up date jadwal dengan si eqil untuk ke Star Entertainment.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang lewat dan azan dzuhur di mesjid sudah terdengar, berarti waktu untuk ke Hotel yasmin sudah tidak bisa di tunda lagi. Pamitan ke Dg. Lu dengan meninggakan utang kopi Rp. 1.500,- saya meluncur ke kompleks China Town tempat hotel Yasmin berada. Seperti biasa kami berdiskusi untuk memastikan bahwa di Buku Notulensi yang telah kami print out dan jilid spiral sudah tidak ada lagi kesalahan, yang walaupun ada kami sudah siapkan format soft copynya untuk di edit oleh teman-teman dari Jakarta.
Kami tiba tepat pada saat materi terakhir selesai, memasuki jadwal makan siang dan panitia dalam persiapan untuk melakukan acara penutupan. Saya senang karena masih sempat bertemu dengan Puang Sa’idi tokoh dan pemimpin masyarakat adat Bissu, sebuah komunitas adat yang masih memegang tradisi ke-sakralan dan agama lokal di Sulawesi selatan. Siang itu sepertinya tidak ingin saya lalui begitu saja, semua detik saya serap dengan penuh pemaknaan sambil berdiskusi lepas dengan sesekali melempar humor, maklum semua menyadari bahwa seentar lagi kita akan berpisah setelah semua paket kegiatan telah diselesaikan dan berjalan sukses.
Acara terakhir adalah foto bersama, ini dia nih yang tidak ingin aku lewatkan. Mungkin seluruh paket kegiatan di pelatihan Data Base ini tidak aku ikuti karena harus merampungkan buku notulensi tapi untuk foto bareng, hmm jangan harap saya tidak ada di dalamnya. Di teras hotel semua berjejer rapi, saya berdiri disamping kamera saat itu, apalagi kalau bukan membangun imaginasi mengenai Dimana posisi yang tepat untuk saya tempati diantara rombongan. 3 … 2 … 1 … aba-aba dari fotografer menandakan session pemotretan untuk para peserta selesai, berarti selanjutnya adalah peserta dan panitia, nah disini saya memilih posisi di sebelah kiri kamera setelah mempertimbangkan angel dan frame pic nantinya. 3 … 2 … 1 … selesai sudah session pemotretan.
Saya kembali masuk dan bertemu k’ ippank dan kuman lalu berdiskusi lepas mengenai perubahan garis pantai kota Makassar bagian selatan. Saya berjanji untuk memberikan peta perubahan garis pantai tersebut berdasarkan hasil interpretasi citra satelit dari beberapa tahun terakhir. And now… waktunya balik ke kampus.
Setelah Rini menandatangani beberapa berkas ‘penting’ saya segera keparkiran dan bersiap untuk pulang dengannya. Baru mengenakan helm, tiba-tiba ada suara yang menahan “tunggu…”. Ternyata itu adalah suara mba’ Nike yang membawakan kwitansi yang belum aku tanda-tangani. Momen itu dimanfaatkan oleh rini untuk bertukar nomor telepon dan alamat email serta facebook, saat itu saya terfokus pada dokumen kuitansi yang harus saya tandatangani dan berfikir biar nomor hp-nya diambil oleh rini saja, sayakan bisa meminta sebentar nomornya mba’ nike di rini.
Selesai sudah moment pertemuan dengan teman-teman dari ANBTI Jakarta. Saya tidak bisa memastikan kapan lagi dapat bertemu dengan mereka semua, namun harapan itu tetap saya simpan mengingat saya dan mereka memiliki ideology movement yang sama walaupun pertemuan ini awalnya adalah ketidak sengajaan yang bermula dari pertemuanku dengan ka’ Anto. Tapi satu hal, saya sudah sering bertemu dengan berbagai kelompok dari berbagai daerah ataupun mendatangi komunitas lain ke daerahnya dari berbagai pulau di Indonesia ini tapi entahlah mengapa komunikasi itu sulit terjalin secara intensif untuk membangun jaring-jaring persahabatan se-Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar